Sunday, February 15, 2009

Mengenali Kebohongan


Kebohongan! Kita amat sering menggunakan itu untuk sampai-sampai kita tidak menyadarinya. Berbohong untuk perlindungan, menggoda, meyakinkan, menghancurkan, untuk kebaikan atau keburukan.. dimana saja dan kapan saja kita sering melakuan itu. Apakah bohong itu buruk? Sulit untuk mengatakan pada seseorang bahwa si dia lebih cantik daripadanya - jika kamu mencintai dia? Tetap saja bagaimanapun jenis kebohongan, itu adalah suatu muslihat dan beberapa darinya adalah murni “evil“.

Ada beberapa signal kebohongan yang kita ketahui antara lain :

  • Menutupi mulut
  • Menggosok-gosong hidung atau bibir atas
  • Wajah merona dan tak terkendali
  • Wajah menunduk
  • Telapak tangan mengarah ke bawah
  • Menjilat bibir
  • Tiba-tiba menyilangkan kaki
  • Tiba-tiba menyilangkan tangan
  • Tiba-tiba menyalakan rokok
  • Menggoyangkan kepala ke kiri dan kanan
  • Memaksa untuk bertatap mata
  • Badan terlihat amat kaku
  • Mengepalkan tangan
  • Gelisah
  • Menyembunyikan tangan
  • Kontraksi pada pupil mata
  • Nada suara yang datar, lambat tapi ringan
  • Berkeringat dan telapak tangan basah
  • Terkikih-kikih dengan sengaja
  • dan lain sebagainya…..

Dari daftar tersebut, jelas bahwa tidak ada kekurangan dari signal-signal tersebut. Untuk mengetahui hal-hal tentang “apakah ia berbohong?”, terlebih dahulu kita harus mempelajari tentang manusia dan mengapa signal-signal tersebut terjadi. Canggung dan kegugupan adalah kuncinya. Ketika orang sedang berbohong, ia menempatkan dirinya pada kondisi stress, adrenaline mengalir deras, detak jantung berdegup cepat, otot mengeras, pupil mata mengecil atau keinginan untuk mendapatkan nikotin dari rokok dan bernafas cepat. Hal-hal inilah yang mendasari penemuan dari mesin “Lie Detector”.

Seorang pembaca bahasa tubuh yang berpengalaman tidak butuh sebuah mesin! Kitapun dapat membaca hal-hal tersebut dengan mudah karena amat jelas terlihat kalau kamu melihatnya di tempat yang tepat karena perubahan fisik yang berubah-ubah. Di negara barat misalnya, sejak kecil anak-anak diajarkan untuk menatap mata saat berbicara, dan jika berbohong tutupi mulut dengan tangan. Sebaliknya dengan adat timur, tidak sopan menatap mata yang lebih tua jika berbicara dan jika berbohong anak-anak terlihat dari ekspresinya yang tiba-tiba menangis sambil bicara. Hal-hal itu akan terbawa sampai kita dewasa sehingga secara tidak sadar kita fisik kita akan “menghianati” kebohongan kita sendiri.

Signal Dasar Kebohongan

Sebelum kalian meneruskan membaca tentang signal dasar kebohongan, aku peringatan sedikit, bahwa signal-signal yang mengindikasikan seseorang berbohong umumnya berkaitan dengan stress. Beberapa temanku misalnya yang bekerja di tempat dengan tingkat stress yang tinggi, lebih nyaman dalam berbohong dan signalnya amat kecil. Signal dasar tersebut antara lain :

Suara

Manusia memiliki komunikasi verbal menggunakan suara dibanding dengan gerak tubuh, sehingga lebih mudah berbohong menggunakan ucapan kata-kata. Signal ini perlu sekali kamu pelajari karena saat ini komunikasi banyak dilakukan melalui telepon / handphone sehingga kamu hanya mengandalkan pendengaranmu saja. Konsentrasilah pada saat ingin menguji apakah lawan bicaramu berbohong.

  • Berdasarkan penelitian suara manusia akan sedikit bergetar apabila berbohong
  • Suara normalnya akan menjadi lebih datar, lebih lambat, terasa ringan dan monoton

Penyebabnya adalah otak manusia berusaha untuk tetap mempertahankan sehingga membuat pembicaraan menjadi kehilangan spontanitasnya dan kecepatannya. Juga karena sang pembicara menjadi lebih hati-hati karena takut jika keceplosan atau salah bicara. Kegugupannya juga berefek pada nafas yang menimbulkan sedikit gagap. Tetapi seorang pembohong ulung mempelajari hal ini dan belajar untuk “percaya diri” terhadap kata-katanya sendiri.

Badan Mengeras - Kaku

Signal ini terlihat jelas, tubuh pembohong akan terlihat mengeras dan menjadi sedikit kaku. Hal itu disebabkan oleh ketegangan pada otot-otot tubuh pada saat seseorang berusaha untuk merubah “animasinya” atau gerak tubuhnya agar dapat mempertahankan kebohongan yang dikatakannya.

Kegelisahan

Pembohong yang belum berpengalaman kadang terlihat gelisah, menghentak-hentakan kaki, memutar ballpen atau benda-benda disekitarnya, memainkan jari-jarinya dan terlihat dari posturnya bahwa ia tidak nyaman.

Amati daftar signal di atas pada saat kamu ingin mengecek kebohongan pada seseorang, penghianatan fisik pada si pembohong akan terlihat apalagi jika ia seorang perokok. Situasi stress memicu otak perokok akan kebutuhan nikotin, terlihat tiba-tiba ia ingin menyalakan rokoknya. Aksi tersebut juga dibutuhkannya untuk menstabilkan ketegangan otak dari kebohongannya.

Para pembohong profesional dapat menipu kita dengan membalik signal-signal tersebut, jalan terakhir yang harus kamu ambil untuk memastikan ia berbohong atau tidak adalah dengan pura-pura percaya, alihkan pembicaraannya sebentar dan ulangi pertanyaan yang mau kamu uji padanya secara mendadak di tengah-tengah pembiacaraan lain, kemudian amati postur tubuh dan suaranya…

Friends.. semoga artikel ini bisa membantu kamu semua untuk mengurangi kebohongan yang kita lakukan baik secara sadar maupun tidak. Karena sebagai orang beragama kita yakin bahwa tidak ada yang dapat kita sembunyikan dari NYA.

No comments:

Post a Comment